Thursday 21 March 2013

*" HIKMAT TUHAN "*

SAHABAT DOA yang terkasih dalam Keluarga Kasih Kristus, pernahkah saudara dibingungkan oleh berbagai macam situasi hidup..?? Ataukah juga saudara dan saudari semuanya pernah mengalami suatu akibat negatif dari suatu keputusan yang kurang bijaksana..?? Ketika segala sesuatu menjadi tidak karuan, pertanyaan yang biasa muncul dari setiap kita adalah :

" Apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah saya lakukan sampai saya harus mengalami hal seperti ini..?? "

Kemudian tidak sedikit dari anak-anak Tuhan yang mengalami kekecewaan, putus asa, sakit hati, bahkan sampai mengalami kepahitan. Iya apa iya..??
^_^

Kebanyakan orang tidak meminta hikmat kepada Tuhan terlebih dahulu sebelum mereka melakukan sesuatu, hingga mengakibatkan perhitungan maupun keputusan yang diambilnya dalam kehidupan kurang tepat. Dan sebagian orang lagi memilih bergaul dengan orang-orang yang memberi pengaruh buruk dari pada yang baik.

Pilihan-pilihan yang kurang tepat seperti itulah, yang sering kali menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan, yang semakin lama semakin memperburuk situasi serta keadaan dalam kehidupan yang kita jalani.

Firman Tuhan di dalam EFESUS 5 : 15-17, berkata dengan sangat jelas :
" Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. "

Ayat Firman Tuhan tersebut membimbing kita untuk dapat melakukan langkah yang tepat dalam mengambil suatu keputusan dan menjalani kehidupan bersama Tuhan. Lalu sekarang pertanyaannya, bagaimana kita dapat melakukannya..?? Mari.. Bersama-sama kita PERHATIKAN yang berikut ini.

1). KITA HARUS MEMILIH UNTUK MENCARI HIKMAT TUHAN.

~ Bagaimana kita akan menjalani kehidupan ini, keputusan ada di tangan kita masing-masing. Hikmat bukanlah sesuatu yang dapat kita temukan atau miliki dengan sendirinya. Hikmat harus dicari dengan rajin. Dan sumber hikmat hanyalah ada dalam Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Jadi lebih rajin-rajinlah membaca-baca Firman Tuhan sebagai pegangan kita untuk berhikmat dalam mengambil suatu keputusan untuk menjalani kehidupan.

2). KITA HARUS MENCARI RENCANA TUHAN.

~ Orang yang berjalan dengan hikmat Tuhan, tahu bagaimana ia mempengaruhi dunia dan bagaimana dunia mempengaruhinya. Artinya, orang yang terus-menerus mencari Rencana Tuhan dalam kehidupannya akan selalu mengandalkan Tuhan dalam berbagai macam situasi yang dihadapinya dalam kehidupan, sehingga ia dapat membawa Kabar Sukacita Kerajaan Sorga ke dunia, dan dunia tidak dapat mempengaruhi kehidupannya secara negatif.

3). KITA HARUS BERTINDAK DENGAN HIKMAT TUHAN DALAM HIDUP KITA.

~ Orang yang menjalani kehidupannya dengan bijaksana dan selalu menggunakan hikmat Tuhan dalam mengambil suatu keputusan, adalah orang yang bertanggung jawab atas segala perbuatan dan penggunaan waktunya. Tuhan sudah mempercayakan kepada kita dengan sumber-sumber daya talenta yang dapat kita gunakan untuk meluaskan Kerajaan-NYA di dunia ini, baik melalui keluarga, pekerjaan, study, masyarakat, gereja, maupun Bangsa dan Negara. Dengan begitu, tidak hanya sebatas kita sudah memiliki hikmat Tuhan dan sudah mengetahui rencana Tuhan dalam hidup kita saja, melainkan senantiasa kita juga harus memiliki kerinduan untuk melakukannya dengan "TINDAKAN IMAN" dalam kehidupan yang kita jalani, dengan selalu mengucap syukur atas berbagai macam situasi dan kondisi, serta senantiasa selalu mengucapkan terimakasih kepada Tuhan atas segala hal yang telah DIA percayakan dalam kehidupan kita, untuk kita lakukan dengan penuh tanggung jawab.

Nah.. Sudah tahu kan rekan-rekan SAHABAT DOA semuanya, bagaimana langkah-langkah supaya kita dapat memiliki Hikmat Tuhan dan bagaimana caranya supaya kita juga dapat menerapkannya dalam kehidupan. Mari.. Bersama-sama kita belajar dan kerjakan ke tiga hal tersebut, sebagai pedoman dan pegangan kita dalam menjalani kehidupan, agar senantiasa kita selalu hidup dekat dengan Tuhan dan berkemenangan dalam kehidupan atas keputusan-keputusan yang kita ambil bersama-NYA.

Selamat memiliki dan menggunakan Hikmat Tuhan dalam kehidupan.

Salam Kegerakan Kasih Agape.
" We love Jesus and you. God bless you all. "

- (By : ABI) -

Wednesday 20 March 2013

Anak-KU,

Tadi pagi hari AKU menunggumu berbicara kepada-KU, namun engkau bangun terlambat dan cepat-cepat berangkat untuk menyelesaikan tugasmu. 
Kamu bilang, "TAK ADA WAKTU !!"

Siang hari ketika kamu sibuk di tempat pekerjaanmu, hingga waktu makan pun kamu tampak cepat-cepat. AKU menunggumu dan berharap kamu memanggil nama-KU.
Kamu bilang, "TAK ADA WAKTU !"

Malam hari AKU menunggumu kembali, berharap supaya kamu berbicara kepada-KU, namun lagi-lagi kamu cepat pergi tidur karena pekerjaan dan kegiatan sehari-hari telah membuatmu letih lelah. Kamu bilang, "TAK ADA WAKTU !"

Hari Minggu AKU kembali menunggumu di dalam Gereja, namun kamu tidak datang ke Gereja, dimana AKU menunggumu, malahan AKU melihat kamu bersama-sama temanmu bercanda-ria, kadang kala bermalas-malasa­n. Kamu bilang, "TAK ADA WAKTU !"

Saat harinya di mana pintu surga terbuka bagi orang-orang kudus,
AKU melihatmu, giliranmu untuk masuk, sampai di pintu, AKU bertanya, "Siapa namamu? AKU mencari-cari namamu sampai pada halaman terakhir dari buku catatan-KU, namun AKU tak menemukan namamu."

"Kamu tidak bisa masuk!" kata-KU.

Kamu pun berkata,
"TUHAN, mengapa aku tidak bisa masuk dan mengapa namaku tidak KAU catat di Buku Kehidupan?"

Tapi KU jawab,
"Maaf, TAK ADA WAKTU untuk menuliskan namamu!"

Yesaya 55:6
"Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; Berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!"

Kadang hidup perlu PILIHAN,
kadang hidup perlu RESIKO,
Kadang hidup perlu DUKA,
Kadang hidup perlu SUKA,

Tapi...
TUHAN mendengar lebih dari yang kau KATAKAN,
TUHAN menjawab lebih dari yang kau MINTA,
TUHAN memberi lebih dari yang kau INGINKAN,

Karena...
Di BELAKANG mu ada KEKUATAN yang TAK TERHINGGA,
Di HADAPAN mu ada KEMUNGKINAN TANPA BATAS,
Di SEKITAR mu ada KESEMPATAN yang TIADA AKHIR,
Lebih dari itu, di ATAS mu ada TUHAN yang SELALU MENYERTAI mu !!

Ingatlah...
"KASIH TUHAN kepadamu SEPERTI LINGKARAN ...,
TAK BERAWAL dan TAK BERAKHIR ...,
SELALU BERPUTAR dan MELUAS ..,
YANG AKAN MENYENTUH SELURUH HIDUPMU !!"


by: http://www.facebook.com/pages/PELAKU-FIRMAN/106371592735374?ref=stream

KEKURANGANMU ADALAH KELEBIHANMU

Setiap orang pasti mempunyai mimpi dan mimpi tiap orang itu berbeda. Namun kebanyakan dari mereka hanya sampai dalam tahap bermimpi saja dan tidak mau mewujudkannya. Alasanannya rata-rata sama, yaitu merasa tidak mampu.

Saat diperjelas tentang maksud “tidak mampu” adalah mengenai “kekurangan” yang ada di dalam diri mereka. Mereka merasa kurang bisa menguasai hal-hal yang harus dilakukan sebagai proses pewujudan mimpi.

Sesungguhnya kekurangan yang kita miliki adalah kelebihan bila kita mau menggalinya lebih dalam lagi. Tuhan Yesus menciptakan kita dengan sempurna dan tidak pernah memberikan kekurangan dalam hidup kita. Setiap potensi yang Tuhan tanamkan selalu baik, karena Tuhan tidak pernah memberikan potensi yang “cacat”.

Saya mau memberikan sedikit kesaksian, sewaktu masih sekolah saya merasa tidak mampu menggambar dan menyanyi, namun ketika saya mulai memberanikan diri untuk belajar, justru Tuhan memberkati usaha saya. Melalui talenta itu, banyak lomba yang sudah saya menangkan. Dan ketika saya merasa kurang bisa menulis dan menganggapnya sebagai suatu kemustahilan, maka saya mulai belajar untuk menulis, dan sekarang saya sangat diberkati melalui tulisan-tulisan yang ada.

Sesungguhnya Tuhan selalu memberkati semua orang yang mau berusaha dengan tekun dan yang tidak pernah menyerah. Saat kita menabur dengan bersusah payah, maka kita akan menuai dengan berkelimpahan pada saatnya.

Jangan hanya berhenti di batas mimpi bila ingin sukses. Bergerak dan berusahalah, berdirilah setiap kali terjatuh, karena di depan selalu ada berkat Tuhan.

Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apapun.
(Ulangan 2:7)


by: http://www.facebook.com/pages/Giving-MY-BEST/485699671488038?ref=stream

Tuesday 19 March 2013

BERPIKIR POSITIP



Sunday 17 March 2013

The Three Little Pigs

Matius 7 : 25 — “ Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.”

Anda tentu tidak asing lagi dengan sebuah kartun Walt Disney yang berjudul "The Three Little Pigs". Kartun pendek yang diproduksi tahun 1933 ini menceritakan kisah tentang tiga babi kecil bersaudara yang harus membangun tempat perlindungan paling aman dari ancaman seekor serigala jahat yang ingin memangsa mereka.

Ketiganya sama-sama membangun rumah dengan bahan baku dan cara yang berbeda. Kedua babi yang paling kecil menganggap remeh sang serigala dan malah bernyanyi lagu yang mungkin masih anda ingat berjudul "Who's Afraid of the Big Bad Wolf ?". Yang satu membangunnya dari jerami. Cepat, ringkas dan murah. Yang kedua memilih bahan dasar kayu, yang lebih kokoh tapi memerlukan modal dan waktu yang lebih lama.

Anak babi tertua memilih untuk membangun dengan batu bata dan semen. Kedua adiknya yang membangun dengan jerami dan kayu tentu pekerjaannya lebih cepat selesai sehingga mereka sempat menertawakan saudara tertuanya yang masih tekun menumpuk batu bata demi batu bata dan menyatukannya dengan semen secara perlahan.

Tapi si abang tertua tetap dengan tekun membangun tanpa mempedulikan cemoohan adik-adiknya. Pada satu hari serigala jahat pun datang. Rumah dari tumpukan jerami dengan mudah diluluh lantakkan dengan sekali hembus, dan kaburlah si adik terkecil dengan ketakutan. Ia lari berlindung di rumah kakaknya yang dibangun dari kayu.

Ternyata rumah kayu itu juga masih mudah dirobohkan oleh si serigala jahat. Seketika mereka berdua berhamburan ketakutan, dan akhirnya bersembunyi ke rumah abang tertuanya. Di sana mereka aman dari kejaran serigala jahat karena sang serigala tidak mampu merubuhkan rumah yang kokoh dibangun di atas dasar kuat.

Ada makna penting yang terkandung di dalam kartun pendek ini yang sangat alkitabiah. Seperti halnya tiga babi kecil, demikianlah kita dalam kehidupan harus senantiasa mewaspadai iblis yang terus mengaum-aum mencari mangsa. 1 Petrus 5 : 8 — “ Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."

Untuk mengahadapi itu, dasar yang kita pilih untuk menghindari serangan iblis itu tentu menjadi sangat penting. Apa yang harus kita lakukan ?

Apakah cukup dengan rajin mendengar firman TUHAN ?
Alkitab berkata tidak cukup. Seperti yang sudah saya bahas kemarin, YESUS KRISTUS mengingatkan kita bahwa sekedar mendengar tidaklah cukup.

Ada banyak di antara kita yang sejak lahir sudah dengan setia beribadah ke Gereja, rajin mendengar kotbah, kerap mengunjungi kebaktian-kebaktian rohani, membaca buku-buku rohani atau membeli CD/kaset/DVD kotbah, namun ternyata mereka masih belum menunjukkan pribadi yang sesuai dengan apa yang telah bertahun-tahun mereka pelajari dan dengar.

Perumpamaan singkat mengenai "Dua Macam Dasar" yang diajarkan oleh YESUS KRISTUS sendiri menggambarkan hal ini dengan jelas. TUHAN YESUS berkata: "Setiap orang yang mendengar perkataan-KU ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-KU ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Matius 7 : 24 - 27

Mari kita telaah bunyi ayat ini. Perhatikan bahwa kedua orang yang membangun rumah ini sama-sama orang yang mendengar perkataan TUHAN YESUS. Artinya keduanya adalah orang yang sudah menerima TUHAN YESUS dan mengetahui pengajaran-NYA.

Tapi ada perbedaan nyata di antara keduanya. Keduanya sama-sama mendengar, tapi hanya satu yang mempraktekkannya dalam hidup, sementara yang satu berhenti pada mendengar saja. Akibatnya, ketika hujan dan banjir masalah datang, si orang bijaksana yang melakukan apa yang telah ia dengar tidak tergoncang dan tidak rubuh karena didirikan di atas batu yang kokoh.

Sebaliknya si orang yang bodoh yang mendirikan kehidupannya di atas pasir, hidupnya akan rubuh dan porak poranda karena pondasi dan ketahanannya tidak cukup kuat. Perumpamaan sederhana yang sangat singkat ini merupakan penutup dari rangkaian kotbah YESUS KRISTUS di atas bukit. Memang singkat, namun maknanya sungguh dalam dan sangat penting sehingga patut kita cermati baik-baik dalam proses perjalanan kehidupan kita di dunia ini.

YESUS KRISTUS mengingatkan bahwa apa yang telah DIA katakan, DIA ajarkan, DIA firmankan hendaklah tidak berhenti hanya pada sebatas mendengar saja, melainkan justru harus dilanjutkan dengan melakukannya, mempraktekkannya dalam hidup sehari-hari.

Yakobus mengingatkan agar kita menjadi para pelaku firman. "Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri...Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya." Yakobus 1 : 21 - 25

Sebuah kehidupan yang kokoh haruslah diletakkan di atas dasar TUHAN YESUS KRISTUS, Sang Batu Penjuru. Efesus 2 : 20 — “ yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan KRISTUS YESUS sebagai batu penjuru."

Lalu lihat juga ayat berikut: "Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu YESUS KRISTUS." 1 Korintus 3 : 11

Kehidupan yang dibangun dasar iman kuat dalam TUHAN YESUS KRISTUS akan kokoh dari segala situasi. Untuk mencapai itu, kita harus melakukan lebih dari sekedar pendengar yang baik. Kita harus menjadi pelaku firman, menerapkan segala firman TUHAN dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dengan membangun di atas dasar YESUS KRISTUS, kita tidak akan gampang goyah ketika angin ribut, badai hujan dan banjir datang menerpa kita. Kita akan tetap kuat, tetap penuh oleh ucapan syukur, tidak harus kehilangan sukacita dan berubah menjadi takut karena kita bukan hanya mendengar, tapi sudah melakukannya dalam kehidupan kita.

Setiap Firman yang kita aplikasikan secara nyata itu seperti kita menumpuk satu batu kokoh dalam membangun rumah kita. Satu persatu batu itu kita susun hingga kita pun akhirnya bisa membangun hidup di atas sebuah dasar kokoh dengan tembok yang kokoh pula. Itu akan membuat kita aman dari keadaan sesulit apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.

Pemahaman akan firman TUHAN, rajin beribadah, rajin mendengar kotbah, rajin membaca buku-buku rohani, rajin membaca Alkitab, semua itu adalah sungguh baik, namun tidaklah cukup untuk menghasilkan sebuah kedewasaan rohani dan pertumbuhan iman yang baik.

Itu juga tidak akan cukup untuk mengatasi berbagai persoalan, kecuali dengan mempraktekkan dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari secara nyata. Hidup tidaklah hanya ditentukan oleh pengalaman, kekayaan, pendidikan, status dan sebagainya, tetapi yang terpenting adalah di atas dasar apa kita membangunnya.

Seperti kisah ke tiga anak babi di atas, kita memang tidak perlu takut kepada iblis, tapi bukan berarti bahwa kita boleh mengabaikan dan menyepelekan ancamannya sehingga kita menjadi lengah dan lemah.

Perhatikan betul di atas dasar apa kita membangun kehidupan dan iman kita, karena itu akan menentukan sejauh mana kita akan bisa tetap aman hingga akhir. Jangan berhenti jadi pendengar, jadilah pelaku Firman.

TUHAN YESUS Memberkati.

by: http://www.facebook.com/benny.oen

Wednesday 13 March 2013

BALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN!

Baca: Kejadian 50:15-21

"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." Kejadian 50:20

Apa reaksi Saudara ketika disakiti, difitnah atau dilukai, padahal Saudara tidak melakukan kesalahan apa pun? Secara naluriah kita pasti memiliki kecenderungan membalas sakit hati kita. Inilah prinsip yang diterapkan orang-orang dunia ketika mereka disakiti: pembalasan akan lebih kejam dari pada perbuatan.

Haruskah orang Kristen mengikuti jejak mereka? Bukankah kehidupan orang percaya itu harus berbeda dengan dunia? FirmanNya, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Kehendak Tuhan bagi kita: tidak melakukan pembalasan seperti yang dilakukan oleh orang-orang dunia, tetapi kita harus bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita dan tetap menunjukkan kasih kita kepada mereka!

Yusuf adalah contoh orang yang mampu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Kita pasti tahu kisah perjalanan hidup Yusuf yang tercatat dalam Alkitab. Yusuf harus melewati perjalanan hidup yang cukup dramatis, penderitaan demi penderitaan harus ia alami sebagai akibat perbuatan jahat yang dilakukan saudara-saudaranya sendiri. Kalau orang lain yang melakukan kejahatan mungkin kita masih bisa memakluminya, tapi tindakan ini dilakukan oleh saudara Yusuf sendiri. Ini sungguh menyakitkan! Andai kita berada di posisi Yusuf mungkin kita tidak akan menerima hal itu dan akan membalas sakit hati (dendam) kita kepada mereka. Namun hal ini tidak dilakukan Yusuf. Ia mampu mengambil sisi positif dari setiap peristiwa kelam yang terjadi di masa lalunya.

Yusuf sadar bahwa semua itu adalah bagian dari proses yang diijinkan Tuhan, yang kesemuanya mendatangkan kebaikan demi kebaikan dalam hidupnya sehingga ia pun dapat berkata, "...kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan,"


by:http://www.facebook.com/pages/Giving-MY-BEST/485699671488038?ref=stream

Tuesday 12 March 2013

BERANI

Orang berani itu bukanlah orang yang selalu meladeni orang lain yg mengajak berperang, berdebat dan konspirasi melakukan kejahatan. 

Orang yang sungguh2 berani itu, bukanlah orang takut dikatakan pengecut (karena tdk melakukan hal2 yg buruk dn jahat).

Biarlah dalam hal2 yg buruk, kriminalitas, nafsu duniawi, pertengkaran, debat kusir, KITA MENJADI ORANG YANG TAKUT (bahkan dituduh ‘pengecut’) untuk melakukannya.

Sebab keberanian yg sejati itu adalah : SIAP & MENERIMA HINAAN, CEMOOHAN & DAKWAAN YG TIDAK BENAR DALAM MELAKUKAN KEBAIKAN SERTA KEBENARAN.

Orang yang sungguh2 berani itu adalah orang yg siap menanggung konsekuensi dlm menegakkan kebenaran & demi melakukan kebaikan.

Tetapi KEBERANIAN ITU BUKAN BERARTI TANPA HIKMAT, karena TANPA HIKMAT, KEBERANIAN ITU ADALAH KEBERANIAN YG MEMBABI-BUTA yang identik dng TINDAKAN KONYOL.
“Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangka­n, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.” (Lukas 14:31-32).

Orang yang berani itu, termasuk yang telah memutuskan untuk beriman kepada Yesus Kristus, karena dengan demikian orang tsb. dapat menanggung resiko:

(1) dihina, dicela dan difitnahkan segala yang jahat (Matius 5:10-12). Dan untuk itu DIPERLUKAN KEBERANIAN YANG SEJATI.

(2) Dibenci dunia (Yohanes 15:18,” Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.”) --- INI JUGA MEMBUTUHKAN KEBERANIAN YG LUAR BIASA.

(3) Menyangkal diri & Memikul Salib: “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya­: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24).

JADI, BENARLAH ! BILA ANDA MEMUTUSKAN MENJADI PENGIKUT KRISTUS, ANDA TERMASUK ORANG-ORANG YANG SUNGGUH-SUNGGUH­ BERANI (bahkan LEBIH DARI RATA-RATA). KARENA DENGAN DEMIKIAN ANDA JUGA BERANI UNTUK
* DIHINA, DIFITNAH, DICELA
* UNTUK MEMIKUL SALIB & MENYANGKAL DIRI
* UNTUK MENANGGUNG KONSEKUENSINYA YAITU DIBENCI DUNIA !

SELAMAT MELANJUTKAN HIDUP DENGAN KEBERANIAN IMAN & MENJADI UMAT PEMENANG !

We Love Jesus & you. God Bless you all.

Renungan (by Suryadi,Pdt.) tgl. 7 Maret 2013, pk. 20.00 WIB.
1. Biar orang tuanya sopir angkot, anaknya bisa jadi pilot.

- Sesuatu yang mustahil bagi kita, dapat dengan mudah berubah dalam kuasaNya.

- Akan ada sebuah pengangkatan derajat Ilahi yang luar biasa, yang Tuhan kerjakan.

- Percayakan perjalanan hidup kita di dalam rencanaNya yang besar.

2. Biar orang tuanya seorang kopral, anaknya bisa jadi seorang jenderal.

- Jangan batasi kuasa Tuhan dengan konsep–konsep manusia yang sempit.

- Orang yang percaya akan Tuhan maka masa depannya sangat terjamin.

- Samuel yang lahir dari pergumulan pedih, tampil sebagai seorang pentahbis raja.

3. Biar orang tuanya papa (miskin/­sengsara), anaknya bisa jadi sarjana.

- Salah seorang motivator ulung, Andre Wongso, sekolah dasar saja tidak tamat.

- Carl Lewis yang tertekan oleh lingkungan, akhirnya menjadi atlet kebanggaan Amerika.

- Kristus anak tukang kayu, menjadi Raja yang agung dan mulia.

Masa depan kita ada dalam genggaman Tuhan, bukan yang lain. Selama kita percaya kepada Tuhan, masa depan tentu ada!


by:http://www.facebook.com/pages/Bejana-kemuliaan/492591964104594?ref=stream

Wednesday 6 March 2013

22 Pemikiran yang Berguna dalam Membesarkan Anak-anak bagi Allah.


Orang Kristen Perasaan

Orang Kristen perasaan adalah orang yang hidupnya dikendalikan oleh perasaannya, bukan oleh pengertiannya tentang firman Allah/Alkitab.

Orang Kristen perasaan adalah tipe orang Kristen Roller coaster, perjalanan hidup yang dikendalikan oleh perasaan atau emosi. Orang Kristen perasaan tidak dapat bergerak untuk berbakti, berdoa atau belajar Alkitab, kalau ia tidak merasa tergerak secara alami untuk melakukannya. Kehidupan kekristenannya baru efektif kalau perasaannya kuat. Ketika ia merasakan euforia (bahagia tanpa sebab) secara spritual, ia menjadi badai aktivitas Ilahi; ketika ia sedang dalam masalah, maka kerohaniannya juga loyo. Ia selalu mencari-cari pengalaman-pengalaman rohani yang baru dan segar serta menggunakannya sebagai penentu firman Tuhan bagi dirinya. Perasaan-perasaan batinnya menjadi ujian kebenaran yang paling utama.

Orang-orang Kristen perasaan tidak merasa perlu belajar Alkitab, sebab mereka mengira bahwa mereka sudah mengenal kehendak Allah atau kebenaran melalui perasaan mereka. Mereka memiliki iman tanpa isi, iman tanpa pengertian (Roma 10:1-3) dan iman kekanakkan (1Kor.14:20). Orang Kristen perasaan terus saja menjalani kehidupannya yang sukaria sampai ia menghadapi kenyataan hidup yang tidak selalu mengembirakan. Waktu itulah ia gagal. Orang Kristen perasaan biasanya memegang “teologi relasi” yang mementingkan hubungan dan pengalaman pribadi dibandingkan dengan Firman Tuhan. Jikalau Alkitab memerintahkan kepada mereka sesuatu yang membahayakan suatu hubungan pribadi, maka Alkitab harus dikompromikan.

Kita hidup di tengah budaya yang terobsesi dengan apa yang kita rasakan. Sering kali kita bertemu dengan orang-orang yang tidak mengakui kenyataan buruk, membohongi keadaan diri mereka yang sebenarnya. Sepertinya kelihatan begitu sangat rohani apabila seseorang terus meyakinkan dirinya luar biasa sementara pada kenyataannya dirinya sedang dirundung masalah.

Mengakui kenyataan pahit, kegagalan atau keadaan yang tidak kunjung baik bukanlah berarti Anda kurang Iman. Kita harus jujur apapun kondisinya. Beriman kepada Yesus Kristus tidak harus menyangkali kenyataan yang terjadi, melainkan mengakuinya dan kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya.

Di sinilah letak perbedaannya, ketika kita memercayai Firman Tuhan dan menyerahkan persoalan kita kepada Tuhan, kita akan menjadi kuat dan perasaan kita akan menjadi positif, bukan karena kita mencoba meyakinkan diri kita tetapi itu semua karena ada dasar, ada fakta yang meyakinkan dan menguatkan hati kita.

Alkitab ditujukan pertama-tama, meskipun bukan semata-mata, kepada pengertian kita. Itu berarti pikiran. Sekarang ini sedang beredar luas dan keras antipati terhadap fungsi pikiran dalam kehidupan Kristen (anti intelektual). Memang ada alasan historis dibalik reaksi semacam ini. Banyak orang Kristen awam telah merasakan hasil dari apa yang disebut sebagai “pengkhianatan kaum intelektual.” Begitu banyak skeptisisme, sinisme, dan kritik negatif yang telah keluar dari mereka yang mengaku intelektual Kristen sehingga orang-orang awam telah kehilangan kepercayaan terhadap intelektual teolog Kristen.

Dampak dari kekewewaan itu, mereka berpaling kepada perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman pribadi mereka. Jangan heran, kita akan sering bertemu dengan orang-orang Kristen yang enggan mendiskusikan iman kekristenannya dan mempertanyakan kebenaran yang diyakininya. Ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh Gereja abad 21.

Kekristenan yang alkitabiah berintelek sangat tinggi, meskipun bukan intelektualistik (segalanya didasarkan pada intelektualitas). Alkitab ditujukan kepada intelek tanpa sekaligus memeluk semangan intelektualisme. Kehidupan Kristen tidak dimaksudkan untuk menjadi kehidupan yang semata-mata teoritis atau rasionalisme yang dingin. Kehidupan kekristenan harus menjadi kehidupan yang sangat bersemangat.

Perasaan dan pengalaman menduduki posisi yang cukup penting dalam iman Kristen. Perasaan dan pengalaman adalah respon terhadap apa yang kita pahami dengan pikiran kita sebagai sesuatu yang benar. Tetapi apa yang terjadi kalau ada konflik antara apa yang dikatakan Alkitab dengan apa yang kita rasakan atau alami? Kita harus melakukan apa yang Alkitab katakan, suka atau tidak suka. Itulah kebenaran iman Kristen.

Ibarat kereta api, fakta atau kebenaran mewakili mesin lokomotif. Perasaan mewakili gerbong tukang rem. Kehendak atau ketaatan mewakili bahan bakar yang menghidupkan mesin. Kita harus meletakkan apa yang kita ketahui mendahulukan apa yang kita rasakan. Perasaan kita harus dituntun oleh apa yang kita ketahui, bukan sebaliknya.

Tuhan Memberkati Anda


by: http://www.facebook.com/GCTYS?ref=stream

PENGINJIL BERUSIA ENAM TAHUN (Tom White)