Tuesday 9 October 2012

"JANGAN DIREMEHKAN"

Bacaan Alkitab : Kejadian 4 : 1-16

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. ( I Petrus 5:8).

"Gempa tektonik berkekuatan kecil harus tetap diwaspadai karena ada tipe gempa besar yang diawali dengan gempa-gempa kecil," demikian dikatakan oleh Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Budi Waluyo.

Budi menyebutkan ada tiga tipe gempa tektonik.

Pertama, tipe gempa besar yang diawali gempa-gempa kecil.

Kedua, tipe gempa besar yang kemudian diikuti gempa-gempa susulan.

Ketiga adalah gempa swarm. Gempa ini tidak terlalu besar kekuatannya, tetapi terjadi terus-menerus dalam waktu lama, dan dalam frekuensi yang tinggi. Ketiga gempa tersebut berbahaya.

Firman Tuhan mengajar agar kita waspada terhadap dosa. Melalui jebakannya iblis selalu berusaha mencari celah untuk menjatuhkan kita. Tuhan menegur Kain karena menuruti hawa nafsu iri hati dan tidak mengatasi perasaan itu supaya menjauh darinya.

Ia justru melampiaskan dorongan untuk membinasakan Habel saat melihat kenyataan bahwa kurban sang adik diterima oleh Allah sedangkan kurbannya ditolak. Bukannya melakukan intropeksi, Kain malah membenarkan diri, membiarkan dirinya dikuasai amarah sehingga akhirnya ia pun melakukan pembunuhan.

Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa iblis senantiasa mengintai orang seperti singa yang mengaum. Sepertinya, dosa begitu berkuasa sehingga orang percaya seakan tak berdaya menghadapinya. Padahal, singa yang mengaum itu telah ditaklukkan oleh Tuhan.

Memang, terkadang iblis membenarkan perilaku dosa dengan ungkapan yang terkesan logis : "Selama masih ada darah dan dagingnya, manusia masih bisa melakukan dosa. Orang Kristen juga manusia sehingga masih mungkin jatuh dalam dosa." Kita perlu mewaspadai jebakan ini. Sekali kita membenarkan ungkapan yang menjerumuskan ini, maka selanjutnya kita akan terbiasa juga untuk berbuat dosa tanpa merasa bersalah.

Marilah kita meneladani Habel, Tuhan Yesus, Petrus, Paulus, serta para pahlawan iman lain yang berani menolak tegas terhadap perilaku dosa karena menyadari potensi penghancuran yang bisa diakibatkan oleh hal itu.

Dosa seperti candu, sekali diamini, selamanya akan menghampiri. Berbahagialah kita yang berani menolak kehadirannya. 

No comments:

Post a Comment