Wednesday 17 October 2012

"TERLALU DINI MENILAI"

Bacaan Alkitab : I Samuel 16 : 1-13

“Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba”
(I Samuel 16:11).

Ada museum tentang orang-orang terkenal yang sama sekali tidak menonjol pada masa kecil mereka.

Winston Churchill tampak begitu bodoh ketika masih kecil, sehingga ayahnya berpikir bahwa bila dewasa, ia tidak akan dapat hidup di Inggris.

Charles Darwin berprestasi sangat buruk di sekolah sehingga ayahnya pernah mengatakan kepadanya bahwa kehadirannya akan memalukan keluarga.

Penulis kenamaan G.K. Chesterton, tidak dapat membaca hingga ia duduk di bangku kelas tiga. Salah seorang gurunya pernah mengatakan kepada anak yang berbadan gemuk ini, “Jika saja kami dapat membelah kepalamu, kami mungkin tidak akan menemukan otak disana, kecuali segumpal lemak putih.”

Guru dari Thomas Edison, penemu listrik, menyebutnya sebagai anak dungu. Orangtua si jenius, Albert Einstein, merasa sangat cemas terhadap prestasi Albert yang sangat rendah di sekolah. Ia hanya mendapat nilai baik dalam mata pelajaran matematika. Pernah suatu saat, gurunya meminta kepadanya untuk meninggalkan sekolah, dengan mengatakan kepadanya, “Eintein, engkau tidak akan pernah menjadi seseorang”.

Tapi lihatlah sekarang, betapa kelirunya penghakiman yang dijatuhkan atas orang-orang itu. Mereka telah mengukir namanya abadi dalam sejarah.

Bagaimana Isai memandang tentang Daud? Dari kisahnya saja kita dapat menyimpulkan bahwa Isai member penilaian yang berbeda disbanding dengan saudara-saudaranya yang lain. Bukan hanya karena Daud anak bungsu, tetapi ia hanyalah seorang penggembala kambing domba (pekerjaan yang dianggap rendah) sementara kakak-kakaknya adalah prajurit-prajurit Israel. Dengan kata lain, sebagai orangtua, Isai berpikir, “Apa sih yang bisa diharapkan dari anak seperti Daud?”

Kisah keluarga ini mungkin tidak beda jauh dengan cara kita memberi penilaian terhadap seseorang atau terhadap anak-anak kita. Seringkali tanpa sadar kita telah member penilaian yang terlalu tergesa-gesa tanpa pernah mengerti bahwa sebenarnya kita telah menilai dengan salah. Lihat saja, penilaian Isai dan juga Samuel waktu itu yang ternyata keliru.

Tuhan dengan jelas menegur Samuel supaya tidak melihat penampilan luar. Hal sungguh beda dengan cara Tuhan menilai seseorang. Dan nyatanya, Daud anak yang tidak diperhitungkan manusia itu justru dipilih Tuhan menjadi raja di Israel.

Jangan pernah terburu-buru untuk menilai dengan negatif atau menganggap bodoh terhadap anak-anak kita. Lebih bijaksana jika kita sebagai orangtua memberikan kata-kata positif, dukungan semangat dan dorongan supaya mereka bertumbuh menjadi pribadi yang diberkati Tuhan. Tuhan selalu merancang hal terbaik untuk anak-anakNya, mengapa kita tidak?

Apapun keadaan seseorang, jangan pernah memberi penilaian yang negative.





post by: http://www.facebook.com/RHK.Page?ref=stream

No comments:

Post a Comment