Wednesday 7 November 2012

Hati-hati dalam berkata-kata

Ayub 4:1-5:27

Hati-hati dalam berkata-kata

Sahabat yang baik adalah yang setia menemani kita dalam suka dan duka. Maka betapa menyakitkan bila seorang sahabat tidak memberikan dukungan justru ketika kita sedang berbeban berat.

Elifas adalah salah seorang sahabat yang mengunjungi Ayub (4:1). Mulanya ia meres-pons keluh kesah Ayub dengan pujian atas kebaikan dan kearifan Ayub dalam kaitan dengan
 orang-orang yang membutuhkan bantuannya (4:3-4). Namun pujian Elifas berubah menjadi kritik. Bukannya memberi penguatan dan dorongan, Elifas malah menegur Ayub atas keluh kesahnya. Ia juga mengemukakan pandangannya tentang penyebab penderitaan manusia (4:7). Berdasarkan pengalamannya, Elifas telah melihat bahwa orang baik pasti berhasil dan orang jahat pasti menderita. Elifas meyakini bahwa penderitaan Ayub adalah teguran dan didikan Tuhan atas dosa-dosa Ayub (5:17). Karena itu Ayub harus berbahagia mengalami dan memberi respons yang tepat, yaitu bertobat. Dengan demikian Allah akan memberkati dia (5:18-27).

Tempatkanlah diri Anda pada posisi Ayub, yang sedang duduk di tengah abu karena penyakit dan bersedih karena penderitaan. Lalu dengar komentar sahabat yang bukan menguatkan, tetapi malah menghakimi. Pengalaman Ayub memang bisa membuat dia bertumbuh dalam pemahamannya akan Allah, tetapi bukan itu tujuan utama Allah membiarkan Iblis mengganggu dia (Ayb. 1:6-2:10). Maka nasihat Elifas tidak efektif. Perkataan yang ia anggap baik, malah menyakiti hati Ayub.

Dari Elifas, kita harus belajar untuk tidak menghakimi orang lain dalam hubungannya dengan Tuhan, terutama dalam masalah yang sedang mereka hadapi. Kita juga perlu berhati-hati dalam menasihati dan meng-hibur orang yang sedang bermasalah atau berduka, jangan sampai kata-kata kita malah menjadi sembilu tajam yang menam-bah perih di hati. Mintalah hikmat Tuhan sehingga kata-kata yang kita ucapkan jadi berkat yang membangun.

Tuhan Yesus Memberkati

No comments:

Post a Comment